Statistika
1. 1. Definisi
statistika
Jawab :
Statistika adalah ilmu yang mempelajari semua hal
tentang data, mulai pengumpulan, penyajian, analisis, sampai terbentuk suatu
kesimpulan. Statistika umumnya memakai data numerik yang dimana adalah hasil
cacahan maupun hasil pengukuran yang dilakukan dengan menggunakan data kategori
yang di klasifikasikan menurut sebuah kriteria tertentu.
2. 2. Buatlah Sebuah Data,
Kemudian Sajikan Dalam Bentuk Histogram, Pie Chart, Ogive, Poligon dan Diagram
Jawab :
Perhatikan tabel distribusi frekuensi di bawah ini. kemudian disajikan
dalam bentuk Histogram, Pie Chart, Ogive, Poligon, dan Diagram
Tinggi Badan |
Frekuensi |
Tb |
Ta |
152-155 |
5 |
151,5 |
155,5 |
156-159 |
9 |
155,5 |
159,5 |
160-163 |
6 |
159,5 |
163,5 |
164-167 |
3 |
163,5 |
167,5 |
168-171 |
6 |
167,5 |
171,5 |
172-175 |
9 |
171,5 |
175,5 |
Ø Histogram
Ø Pie Chart
Ø Poligon
Ø Diagram
3. 3. Jelaskan Perbedaan Jenis
Data Berdasarkan Skala dan Berikan Contohnya Masing – Masing
Jawab :
A.Data nominal, Yaitu data yang
dikelompokkan atau bersifat kategorikal. Kategori dalam hal ini digunakan untuk
menunjukkan identitas, bukan tingkatan satu kelompok dengan kelompok lain.
Perbedaan subjek dalam data nominal bersifat kualitatif, bukan kuantitatif.
Contohnya:
Data jenis kelamin pada sampel penelitian
pendidikan, data siswa dikategorikan “laki-laki” yang diwakili simbol 1, dan
data “perempuan” yang diwakili dengan simbol 2. Konsekuensi dari data ini
adalah tidak mungkin seseorang memiliki dua kategori sekaligus dan angka yang
digunakan hanya sebagai simbol sehingga tidak bisa dilakukan operasi matematika
Pemberian nomer induk kepada siswa dapat
mempermudah dalam proses administrasi.
Pengelompokkan daerah tempat tinggal siswa di
SD, siswa yang tinggalnya di desa pojok diwakili dengan simbol “A”, yang
tinggal di desa benda diwakili “B”, yang tinggal di desa adisana diwakili “C”,
dan yang tinggal di desa penggarutan diwakili simbol “D”.
Pengelompokan kesukaan siswa SD dalam
menonton acara di televisi, siswa yang menyukai “kartun” diberi simbol 1,
menyukai berita simbol 2, menykai “komedi” simbol 3, dan menyukai “sinetron”
simbol 4
Dalam salah pesantren antara santriwan dan
santriwati asramanya dipisahkan dengan diberisimbol untuk santriwan A2
sedangkan untuk santriwati adalah B2.
B. Data Ordinal,
Yaitu data yang memiliki tingkatan-tingkatan
tertentu, tetapi antara tingkatan satu dengan tingkatan yang lain tidak ada
batas-batas yang jelas dan pasti. Singkatnya data ordinal adalah
data yang dinyatakan dalam bantuk peringkat atau rangking. Data ordinal
memiliki skala yang menunjukkan perbedaan tingkatan subjek secara kuantitatif,
biasanya dikenal dengan skala likert. Contohnya:
Skala prestasi: Sangat baik, baik, cukup,
sedang, kurang.
Dalam pengujian instrumen matematika di SD,
25% siswa memperoleh predikat sangat baik, 45% baik, 20% cukup, 10% sedang.
Skala sikap: Sangat rajin, rajin, cukup
rajin, kurang rajin, tidak rajin. Dari penilaian sikap 10 siswa SD, 2 anak
sangat rajin, 4 anak rajin, 2 anak cukup rajin, 1 anak kurang rajin, 1 anak
tidak rajin.
Skala kegiatan: Selalu, Sering,
kadang-kadang, tidak pernah. Dari 5 anak yang diamati guru, 2 anak selalu
ibadah, 1 anak sering, 2 anak kadang-kadang.
Skala layanan: Sangat puas, tidak puas. Dalam
survey minat pengunjung alfamart, 90% pengunjung menyatakan sangat puas dan 10%
tidak puas.
Sekala Kesukaan: Sangat suka, kurang suka,
tidak suka. Data survey menunjukan bahwa dari seluruh murid SD Dukuhturi
02 40% siswanya sangat suka terhadap kartun, 35% kurang suka, dan 24% tidak suka
dengan kartun.
C. Data interval,
Yaitu data yang memiliki tingkatan-tingkatan
tertentu dan antara tingkatan satu dengan lainnya mempunyai batasan yang jelas.
Data ini menunjukan klasifikasi dan kedudukan subjek dalam kelompok serta
memiliki ciri kesamaan jarak (aquality of interval) antara skor yang satu
dengan skor yang lain. Contohnya:
Nilai |
Skor |
Interval |
A |
4 |
85-98 |
B |
3 |
71-84 |
C |
2 |
57-70 |
D |
1 |
43-56 |
E |
0 |
29-42 |
Dari contoh tersebut, dapat dipahami bahwa
masing-masing jarak (interval) sama yaitu 14. Pada data tersebut, yang
dijumlahkan bukan kuantitas atau besaran melainkan interval, serta tidak
terdapat titik nol absolut (nol mutlak). Meskipun pada kolom skor terdapat
tanda nol, hal ini bukan berarti tidak ada mahasiswa yang mempunyai nilai E.
Dalam hal ini, nol menyatakan skor bagi mahasiswa yang mempunyai niai E.
Interval nilai pelajaran matematika siswa SMA
4 Surabaya adalah antara 0 sampai 100. Bila siswa A dan B masing-masing
mempunyai nilai 45 dan 90, bukan berarti tingkat kecerdasan B dua kali A. Nilai
0 sampai 100 hanya merupakan rentang yang dibuat berdasarkan kategori pelajaran
matematika dan mungkin berbeda dengan mata pelajaran lain.
Dasar Pemrograman memiliki 1 SKS, waktunya
adalah 50menit, begitupun dengan Teknik Digital yang memiliki 2 sks berarti
waktunya 100 menit, dan yangterakhir yaitu kalkulus memiliki 3 SKS waktunya
adalah 150 menit sehingga dapat disimpulkan bahwa selisih data diatas adalah 50
menit.
Kecepatan masing – masing orang dalam
berkendara di jalan raya, Maharani jika berkendaraan dengan kecepatan 20 – 40
km/jam masuk keukuran pelan, untuk Ichsan dalam berkendaraan memiliki kecepatan
50 – 60 km/jam maka masuk ke dalam ukuran sedang dan yang terakhir Valentina
Rosi dalam berkendaraannya selalu berkecepatan 70 – 80 km/jam maka masuk ke
ukuran cepat.
Rata – rata tinggi badan berdasarkan usia,
untuk anak – anak yang berusia 6 – 12 memiliki rata – rata tinggi badan 130 –
145 cm, untuk remaja yang berusia 13 – 18 memilikirata – rata tinggi badan 146
– 160 cm, dan untuk dewasa yang berusia 19 – 26 cm memiliki rata – rata tinggi
badan 161 – 199 cm.
Pengiriman barang ke berbagai tempat, seperti
contoh diatas Sintamengirimkan barang dari Bandung ke Jakarta dengan harga Rp.
10.000,- /kg, dan Santi mengirimkan dari bandung ke Yogyakarta dengan harga Rp.
20.000,- /kg sedangkan Santamengirimkan barang dari Bandung ke Surabaya dengan
harga Rp. 30.000,- /kg.
D. Data rasio,
Yaitu data yang memiliki ciri-ciri
sebagaimana tersebut pada ketiga macam data sebelumnya (nominal, ordinal, dan
interval). Data rasio menunjukkan klasifikasi, perbedaan kedudukan kelompok,
dan persamaan jarak. Data rasio hampir sama dengan data interval, tetapi
memiliki nilai nol mutlak dengan makna empiris. Artinya kalau ada data nol,
dianggap tidak ada nilainya, misalnya hasil pengukuran panjang dan berat. Saat
dilakukan pengukuran, ternyata hasilnya adalah nol meter yang berarti tidak
mempunyai panjang. Karena terdapat angka nol mutlak, maka data ini dapat dibuat
dalam bentuk perkalian atau pembagian. Sebagai contoh:
A dan B adalah dua orang mahasiswa
universitas X yang nilainya masing-masing 60 dan 90. Maka, ukuran rasio dapat
dinyatakan bahwa nilai mahasiswa B adalah 1,5 kali nilai mahasiswa A.
Seseorang memiliki berat badan 80 Kg. Maka,
ukuran rasionya dapat dinyatakan bahwa berat orang tersebut dua kali orang
dengan berat 40 Kg. Tetapi, pernyataan semacam ini tidak dapat dibuat dengan
data interval. Kita tidak dapat mengatakan bahwa tingkat kecerdasan orang yang
memiliki IQ 150 adalah satu setengah kali kecerdasan orang yang memiliki IQ
100.
Berat bayi dimana bayi A beratnya adalah
3, B adalah 2, dan C adalah 1, jika dilihat menggunakan skala rasio berat badan
bayi A tiga kalilipat dari berat badan bayi C, berat badan bayi B dua kalilipat
dari C.
Tinggi badan dari masing – masing data yang
dikumpulkan, jika dilihat dari skala rasio Ichsan lebih tinggi 10 cm dari pada
Muiz, dan Muiz lebih tinggi 10 cm dari pada Chaby, dan chaby paling pendek
diantara Ichsan dengan Muiz.
Pekerjaan dan penghasilan bulanan, dimana
gajihnya bermacam – macam, jika dilihat berdasarkan skala rasio gajih Ichsan
lebih besar dari pada gajihKosim sebagai karyawan, dan gajih Udin lebih
lebih kecil dari pada gajih Kosim.
4. Cari juga Jelaskan dari Skala Pengukuran dan Berikan
Contohnya Masing – Masing
Jawab :
Skala pengukuran adalah sebuah acuan yang digunakan
untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam satuan alat ukur. Dengan
menggunakan skala pengukuran, maka alat ukur yang digunakan akan menghasilkan
data kuantitatif. Setelah proses pengukuran yang menghasilkan data kuantitatif
yang berupa angka-angka tersebut baru lah kemudian ditentukan analisis
statistik yang cocok untuk digunakan.
1)
Data Nominal
Data nominal adalah data yang diberikan pada objek atau kategori yang tidak
menggambarkan kedudukan objek atau kategori tersebut terhadap objek atau
kategori lainnya (Hasan, 2005:34). Data nominal biasanya digunakan sebagai
kode.
Hanya mengelompokkan kategori berdasarkan kelompok tertentu. Ciri dari data ini
yaitu (a) kategori data bersifat saling lepas ( satu obyek hanya masuk pada
satu kelompok saja) dan (b) kategori data tidak disusun secara logis.
Contoh:
- Jenis
kelamin: 1 untuk pria dan 0 untuk wanita.
- Opsi
Jawaban benar salah: 0 jika jawaban salah, 1 jika jawaban benar
2)
Data Ordinal
Data ordinal merupakan data yang penomoran objek atau kategorinya disusun
menurut besarnya, dari tingkat terendah ke tingkat tertinggi atau sebaliknya,
jarak/rentang data tidak harus sama. Ciri dari jenis data ini adalah kategori
data dapat disusun berdasarkan urutan logis dan sesuai dengan besarnya
karakteristik yang dimiliki. Selebihnya memiliki ciri yang sama dengan data
nominal.
Contoh:
mengubah nilai angka ke nilai huruf:
86-100 medapat nilai A
71-85 mendapat nilai B
61-70 mendapat nilai C
46-60 mendapat nilai D
0-45 mendapat nilai E
3)
Data Interval
Data interval merupakan data dimana obyek / kategori dapat diurutkan
berdasarkan suatu atribut yang memberikan informasi tentang interval antara
tiap obyek/kategori sama. Besar interval dapat di tambah atau dikurangi. Ciri
dari jenis data ini sama dengan data ordinal, tetapi urutan kategori data
mempunyai jarak yang sama.
Contoh:
A B C D E
1 2 3 4 5
Interval A sampai C adalah 3-1=2, kedua interval dapat dijumlahkan. Pada data
ini yang dijumlahkan buka kuantitas atau besaran, melainkan intervalnya, pada
data ini tidak terdapat titik nol absolut.
4)
Data Rasio
Data rasio memiliki sifat-sifat data nominal, data ordinal dan data interval,
dilengkapi dengan titik nol absolut. Karena terdapat angka nol maka pada data
ini dapat dibuat perkalian atau pembagian. Angka pada data menunjukkan nilai
yang sebenarnya dari objek/kategori yang diukur.
Contoh:
Nilai si-O sebesar 50, nilai si-Z sebesar 100. Ukuran rasionya dapat dinyataka
bahwa nilai si-Z adalah 2 kali nilai si-O.
Komentar
Posting Komentar